oleh Ewy Love Thesetia pada 5 September 2012 pukul 17:09 ·
tugas 1 : pengantar pendidikan
Nama : ewi ratna sari
Kelas : 1D
Jurusan : matematika
Dimensi-dimensi hakikat manusia
Manusia adalah mahluk yang serba terhubung,dengan masyarakat,lingkunganya, dirinya sendiri, dan tuhan.beerling mengemukakan sinyalemen heinemann bahwa pada abad ke- 20 manusia mengalami krisis total.disebut demikian karena yang dilanda krisis bukan hanya segi-segi tertenu dari kehidupan seperti krisis ekonomi,krisis energi,dan sebagainya,melaikan yang krisis adalah manusia sendiri.dalam krisis total manusia mengalami krisis hubungan dengan masyrakat,dengan lingkunganya,dengan dirinya sendiri,dan dengan tuhannya.tidak ada hubungan pengenalan,pemahaman dan kemesraan dengan sesama manusia.ini lah yang melanda manusia sehingga manusia semakin jauh dari kebahagian.
Dalam hubugan ini,pendidikan mempunyai peranan penting sebagai wahana untuk mengantar peserta didik untuk mencapai kebahagiaan.yaitu dengan jalan membantu mereka meningkatakan kualitas hubungannya dengan dirinya,lingkunganya,dan tuhannya.untuk menciptakan rasa kebersamaan dengan individu lain nya,rasa menghormati,serta menjalin hubungan yang baik,maka diperlukan dimensi-dimensi didalam kehidupan sehari-hari agar terciptanya manusia yang sempurna dan berahklak yang baik.Macam – macam dimensi tersebut adalah :
Setiap individu bersifat unik (tidak ada tara dan bandingannya) dengan adanya individualitas itu setiap orang memiliki kehendak,perasaan,cita-cita, kecenderungan, semangat,dan daya tahan yang berbeda.contoh sederhananya saja dua oarang murit sekelas yang mempunyai nama yang sama tidak pernah bersedia untuk di samakan satu sama lain,arti katanya masing-masing ingin mempertahankan ciri-ciri khasnya sendiri,gambaran tersebut telah dikekemukakan oleh fancis galton seorang ahli biologi dan matematika inggris,dari hasil penelitiannya banyak pasangan kembar satu telur identik atau sama sifat dan kepribadiannya.
M.J.Lavengeld menyatakan bahwa setiap anak memiliki dorongan untuk mandiri yang sangat kuat,meskipun disisi lain pada anak terdapat rasa tidak berdaya,sehingga memerlukan pihak lain(pendidik) yang dapat dijadikan tempat bergantung untuk memberi perlindungan dan bimbingan,sifat-sifat sebagaimana di gambarkan diatas yang secara potensial telah dimiliki sejak lahir perlu ditumbuh kembangkan melalui pendidika agar bisa menjadi kenyataan,sebab tanpa dibina melalui pendiidikan,benih-benih individualitas yang sangat berharga itu yang memungkinkan terbentuknya suatu kepribadian yang unik akan tetap tinggal laten.serta kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat esensial dari adanya individualitas pada diri manusia.dengan kata lain kepribadiaan seseorang tidak akan terbentuk dengan semestinya,sehingga seseorang tidak memiliki warna kepribadiaan yang khas sebagai miliknya.jika terjadi hal demikian seorang tidak memilki kepribdian yang otonom dan orang seperti ini tidak akan memilki pendirian serta mudah dibawa oleh arus masa,padahal fungsi utama pendidikan adalah membantu peserta didik untuk membentuk keribadianya atau menemukan ke mandiriannya sendiri.pola pendidikan yang bersifat demokratis di pandang cocok untuk mendorong bertumbuh dan berkembangnya potensi individualitas seseorang.
Manusia dengan kemampuan akalnya memungkinkan untuk menentukan sesuatu manakah yang baik dan manakah yang buruk, manakah yang pantas dan manakah yang tidak pantas.Dengan pertimbangan nilai-nilai budaya yang dijunjungnya memungkinkan manusia untuk berbuat dan bertindak secara susila.Drijarkara mengartikan manusia susila sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai,menghayati,dan melaksanakan nilai tersebut dalam perbuatan.Nilai-nilai merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi oleh manusia karena mengandung makna kebaikan,keluhuran,kemulian dan sebagainya,sehingga dapat diyakini dan dijadikan pedoman dalam hidup.Pendidikan kesusilaan berarti menanamkan kesadaran dan kesediaan melakukan kewajiban disamping hak pada peserta didik.sebagai contoh nya manusia manusia bias menaati semua norma yang ada di dalam suatu masyarakat.
pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius.beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang,agama menjadi sandaran vertikal manusia. dan Manusia adalah mahluk religius yang dianugerahi ajaran-ajaran yg dipercayainya yang didapatkan melalui bimbingan nabi demi kesehatan dan keselamatannya.Manusia sebagai mahluk beragama mempunyai kemampuan menghayati pengalaman diri dan dunianya menurut agama masing-masing.
Pemahaman agama diperoleh melalui pelajaran agama, sembahyang, doa-doa maupun meditasi,komitmenaktif&praktekritual.
Jauh dekatnya hubungan ditandai dengan tinggi rendahnya keimanan dan ketaqwaan manusia yang bersangkutan.Di dalam masyarakat Pancasila, meskipun agama dan kepercayaan yang dianutnya berbeda-beda, diupayakan terciptanya kehidupan beragama yang mencerminkan adanya saling pengertian, menghargai, kedamaian, ketentraman, & persahabatan.
Nama : ewi ratna sari
Kelas : 1D
Jurusan : matematika
Dimensi-dimensi hakikat manusia
Manusia adalah mahluk yang serba terhubung,dengan masyarakat,lingkunganya, dirinya sendiri, dan tuhan.beerling mengemukakan sinyalemen heinemann bahwa pada abad ke- 20 manusia mengalami krisis total.disebut demikian karena yang dilanda krisis bukan hanya segi-segi tertenu dari kehidupan seperti krisis ekonomi,krisis energi,dan sebagainya,melaikan yang krisis adalah manusia sendiri.dalam krisis total manusia mengalami krisis hubungan dengan masyrakat,dengan lingkunganya,dengan dirinya sendiri,dan dengan tuhannya.tidak ada hubungan pengenalan,pemahaman dan kemesraan dengan sesama manusia.ini lah yang melanda manusia sehingga manusia semakin jauh dari kebahagian.
Dalam hubugan ini,pendidikan mempunyai peranan penting sebagai wahana untuk mengantar peserta didik untuk mencapai kebahagiaan.yaitu dengan jalan membantu mereka meningkatakan kualitas hubungannya dengan dirinya,lingkunganya,dan tuhannya.untuk menciptakan rasa kebersamaan dengan individu lain nya,rasa menghormati,serta menjalin hubungan yang baik,maka diperlukan dimensi-dimensi didalam kehidupan sehari-hari agar terciptanya manusia yang sempurna dan berahklak yang baik.Macam – macam dimensi tersebut adalah :
- Dimensi individual
Setiap individu bersifat unik (tidak ada tara dan bandingannya) dengan adanya individualitas itu setiap orang memiliki kehendak,perasaan,cita-cita, kecenderungan, semangat,dan daya tahan yang berbeda.contoh sederhananya saja dua oarang murit sekelas yang mempunyai nama yang sama tidak pernah bersedia untuk di samakan satu sama lain,arti katanya masing-masing ingin mempertahankan ciri-ciri khasnya sendiri,gambaran tersebut telah dikekemukakan oleh fancis galton seorang ahli biologi dan matematika inggris,dari hasil penelitiannya banyak pasangan kembar satu telur identik atau sama sifat dan kepribadiannya.
M.J.Lavengeld menyatakan bahwa setiap anak memiliki dorongan untuk mandiri yang sangat kuat,meskipun disisi lain pada anak terdapat rasa tidak berdaya,sehingga memerlukan pihak lain(pendidik) yang dapat dijadikan tempat bergantung untuk memberi perlindungan dan bimbingan,sifat-sifat sebagaimana di gambarkan diatas yang secara potensial telah dimiliki sejak lahir perlu ditumbuh kembangkan melalui pendidika agar bisa menjadi kenyataan,sebab tanpa dibina melalui pendiidikan,benih-benih individualitas yang sangat berharga itu yang memungkinkan terbentuknya suatu kepribadian yang unik akan tetap tinggal laten.serta kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat esensial dari adanya individualitas pada diri manusia.dengan kata lain kepribadiaan seseorang tidak akan terbentuk dengan semestinya,sehingga seseorang tidak memiliki warna kepribadiaan yang khas sebagai miliknya.jika terjadi hal demikian seorang tidak memilki kepribdian yang otonom dan orang seperti ini tidak akan memilki pendirian serta mudah dibawa oleh arus masa,padahal fungsi utama pendidikan adalah membantu peserta didik untuk membentuk keribadianya atau menemukan ke mandiriannya sendiri.pola pendidikan yang bersifat demokratis di pandang cocok untuk mendorong bertumbuh dan berkembangnya potensi individualitas seseorang.
- Dimensi kesosialan
- Dimensi kesusilaan
Manusia dengan kemampuan akalnya memungkinkan untuk menentukan sesuatu manakah yang baik dan manakah yang buruk, manakah yang pantas dan manakah yang tidak pantas.Dengan pertimbangan nilai-nilai budaya yang dijunjungnya memungkinkan manusia untuk berbuat dan bertindak secara susila.Drijarkara mengartikan manusia susila sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai,menghayati,dan melaksanakan nilai tersebut dalam perbuatan.Nilai-nilai merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi oleh manusia karena mengandung makna kebaikan,keluhuran,kemulian dan sebagainya,sehingga dapat diyakini dan dijadikan pedoman dalam hidup.Pendidikan kesusilaan berarti menanamkan kesadaran dan kesediaan melakukan kewajiban disamping hak pada peserta didik.sebagai contoh nya manusia manusia bias menaati semua norma yang ada di dalam suatu masyarakat.
- Dimensi keberagaman
pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius.beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang,agama menjadi sandaran vertikal manusia. dan Manusia adalah mahluk religius yang dianugerahi ajaran-ajaran yg dipercayainya yang didapatkan melalui bimbingan nabi demi kesehatan dan keselamatannya.Manusia sebagai mahluk beragama mempunyai kemampuan menghayati pengalaman diri dan dunianya menurut agama masing-masing.
Pemahaman agama diperoleh melalui pelajaran agama, sembahyang, doa-doa maupun meditasi,komitmenaktif&praktekritual.
Jauh dekatnya hubungan ditandai dengan tinggi rendahnya keimanan dan ketaqwaan manusia yang bersangkutan.Di dalam masyarakat Pancasila, meskipun agama dan kepercayaan yang dianutnya berbeda-beda, diupayakan terciptanya kehidupan beragama yang mencerminkan adanya saling pengertian, menghargai, kedamaian, ketentraman, & persahabatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar